Festival berlanjut dengan panel yang membahas evolusi penghargaan sastra Indonesia dalam “Sekilas tentang Penghargaan sastra Kita” serta eksplorasi peran alam yang beraneka ragam dalam sastra di dalam perbincangan “Menyingkap Lapisan-lapisan Alam”.
Sesi interaktif seperti kelas poetry slam “Dari Pena ke Arena” mendorong ekspresi kreatif, sementara diskusi tentang sejarah dan aktivisme, seperti “Mahasiswa Indonesia dan Gerakan Anti-kolonial Internasional”, merefleksikan panggung nasionalisme global. Diakhiri dengan “Menuju Transisi Energi yang Berkeadilan”, festival ini menggarisbawahi perlunya solusi yang adil dan berkelanjutan untuk krisis iklim. Diskusi-diskusi ini secara kolektif menjembatani sastra, aksi, dan isu-isu global yang mendorong dialog serta melahirkan inspirasi yang bermakna.