Tentang F/acta
Jakarta International Literary Festival (JILF) menjadi ajang pertukaran yang bermakna antara penulis Indonesia dan internasional, serta menawarkan perspektif baru dari dunia sastra tentang isu-isu terkini. Mengusung tema “F/acta: Words and Actions Aligned on Eco-Literature”, festival tahun ini mengupas berbagai topik mendesak mulai dari krisis antroposen, eco-literature, hingga praktik-praktik berkelanjutan, yang menyediakan ruang kreatif untuk menata kembali masa depan bersama kita.
Tahun ini Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) bekerja sama dengan JakTent dalam menyelenggarakan Jakarta International Literary Festival (JILF) ke-4. Yayasan Tujuhbelasribu Pulau Imaji (YTPI) bekerja sama dengan Frankfurt Book Fair telah mengelola JakTent sejak 2020.
JILF merupakan program unggulan DKJ yang telah diselenggarakan sejak 2019 dan masuk dalam program citra regional yang mendukung Jakarta sebagai Kota Sastra UNESCO, serta menjadikan Jakarta satu-satunya kota di Asia Tenggara yang menerima predikat ini. JakTent merupakan program unggulan YTPI, sebuah lembaga nirlaba yang aktif menyelenggarakan kegiatan literasi dan mempromosikan dunia perbukuan Indonesia di kancah global.
Pada 2019, JILF untuk kali pertama diselenggarakan dengan tajuk besar PAGAR/FENCE yang membahas tentang hubungan antarnegara belahan bumi selatan. Pada 2020, JILF mengangkat tema HEROES yang membahas tentang orang-orang yang menjadi “pahlawan” di tengah situasi pandemi. Adapun pada 2022 JILF mengangkat tajuk OUR CITY IN THEIR WORLD yang membahas tentang peran kota dalam membentuk suara-suara yang hadir dalam karya sastra. Topik sastra ekologis bagi F/ACTA tentu masih erat kaitannya dan senada dengan tema JILF pada tahun-tahun sebelumnya.
Tahun ini kolaborasi JILF x JakTent mengusung tema Jaktent “Shared Culture, Shared Future” dan tema JILF “F/acta: Words & Actions Aligned on Eco-Literature” yang berkaitan dengan promosi sastra dan budaya serta keberlanjutan lingkungan. Festival yang sudah memasuki edisi ke-4 ini mengundang puluhan pembicara untuk mengisi 10 panel utama, peluncuran buku dan diskusi terkait tema, pameran media (bekerja sama dengan National Geographic Indonesia, Mongabay, dan Trend Asia), malam pertunjukan/malam sastra (bekerja sama dengan Kusala Sastra Khatulistiwa dan sejumlah komunitas sastra di Jakarta), sejumlah stan pameran yang menampilkan kekayaan konten Indonesia, serta bazar buku (bekerja sama dengan IKAPI) untuk memeriahkan acara.